Sabtu, 25 September 2010

Teroris Asing Sudah Lama Beroperasi di Indonesia

JAKARTA- Pernyataan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri bahwa kelompok teroris di Indonesia akan mendatangkan para rekannya dari Afganistan, Irak, Pakistan, dan Jordania bukan informasi baru.

Bahkan para teroris asing telah beroperasi di Indonesia sejak lama. “Dulu saat terjadi konflik di Maluku jaringan teroris internasional sudah memberikan support kepada kelompok-kelompok radikal di Indonesia,” ujar pengamat intelijen Dynno Cressbon kepada okezone di Jakarta, Sabtu (25/9/2010).

Dukungan jaringan teroris internasional kepada kelompok teroris di Indonesia, kata Dynno, tidak hanya dalam bentuk sokongan dana, persenjataan, dan pikiran. Tapi juga sumbangsih tenaga.

Dia mencontohkan, keterlibatan warga negara Jordania Umar al-Faruq dalam konflik di Ambon, Poso, dan Aceh. Belakangan juga terungkap warga negara Saudi Arabia, Al Khelaiw Ali Abdullah A alias Ali, ikut andik memberikan sokongan dalam aksi pengeboman Hotel Ritz Carlton dan JW Mariott di Kuningan, Jakarta.

Begitu pula dengan warga negara Prancis Frederik yang diduga membantu kelompok teroris Bandung. “Di Ambon juga ada kuburan para mujahidin internasional yang hadir bersama Umar al Faruk. Jadi ini (keterlibatan jaringan teroris internasional) bukan merupakan sinyalemen yang baru,” ungkap Dynno.

Dynno menjelaskan, kehadiran para teroris asing di Indonesia tidak lepas dari deklarasi kelompok teroris Indonesia yang menyebut dirinya jaringan teroris internasional Al Qaeda Serambi Mekkah.

Interaksi para pemimpin Al Qaeda Serambi Mekkah dengan para teroris asing di Afganistan dan beberapa negara lain saat mengikuti pelatihan militer juga memudahkan komunikasi dan interaksi di antara mereka.

“Para pemimpin organisasi ini pernah mendapatkan pelatihan militer di camp-camp Mujahidin di Afganistan lalu kemudian mereka masuk dalam jaringan internasional,” tandasnya.(ful)

0 komentar:

Posting Komentar